Dawuhan Wisata Religi

Unknown Reply 06.57
            Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT). Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten Wirasaba menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.  Yang meliputi :
1. Wilayah Banjar Petambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu fitnah maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta (Kyai Ageng Mranggi) dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
 
Gerbang Makam R.Djoko Kaiman

Gerbang Makam Pesarean Mrapat (para Bupati Banyumas & Keluarga)
Arah ke Barat, melewati Makam R. Joko Kaiman sekitar 300 meter, belok ke kanan di pertigaan, lalu ke kiri mengikuti jalan. Jalan menanjak tajam sekitar 200 meter sebelum parkir, ketemu pertigaan, 30 meter ke kiri adalah halaman parkir pendopo. Lurus ke atas adalah trap-trapan undakan ke Makam Panembahan Kalibening. 
Trap menuju Makam Kalibening
Makam Panembahan Kalibening yang sering DISEBUT MAKAM MBAH KALIBENING ATAU MAKAM KALIBENING, MERUPAKAN MAKAM TUA YANG BERADA DI PERBUKITAN DESA DAWUHAN.
Halaman Museum Kalibening
Museum Kalibening hanya dibuka sekali setahun pada saat bulan Maulud, bertepatan dengan ritual jamasan pusaka peninggalan Panembahan Kalibening berupa keris, tombak, dan kayu berbentuk dan berukir naga, serta pusaka lainnya.
Cungkup Makam  Kalibening

         Cungkup Makam Panembahan Kalibening juga terlihat sudah renta dan terkesan agak kumuh. Jika saja tembok tempat menempel tulisan “Mbah Kalibening” itu dibongkar dan dibuat pendopo terbuka, sengnya diganti sirap, dan tiang-tiangnya ditegakkan dengan baik, cungkup ini akan terlihat jauh lebih cantik karena bangunan utamanya sudah cukup bagus, hanya perlu dicat ulang

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Search

Wong cilik lahir di Sudagaran - Banyumas

Lahir 1974 di Banyumas dari seorang ayah bernama Sudiman anak seorang tukang yang bernama Tirtadiwirya, dari kakek buyut Suramedja yang berprofesi sebagai sipir di LP Banyumas

Manunggaling Kawulo Raharjaning Praja

Manunggaling Kawulo Raharjaning Praja

Follow us

Popular Posts