Museum Wayang Banyumas
Museum Wayang Banyumas
Jalan Gatot Subroto No.1, Banyumas. Jam buka: Senin s/d Kamis 08.00 – 14.00, Jum’at 08.00 – 11.00, Sabtu 08.00 – 12.45. Karcis Masuk Rp. 1.000 .
Ketika kami sampai di pelataran Museum Wayang Banyumas ada banyak orang sedang berlatih Tarian tradisional Jawa, sebelum masuk gerbang utama Museum Wayang kami disambut rindangnya pohon Beringin tua dan 2 buah patung tokoh wayang.
Museum Wayang Banyumas merupakan gedung satu lantai dengan luas bangunan 250 m2, di atas tanah 2000 m2 di kompleks pusat pemerintahan lama Kabupaten Banyumas. Museum yang diresmikan pada 31 Desember 1982 saat ini jarang ada orang yang mengunjungi hal ini menjadikan Museum Wayang Banyumas lebih sering digunakan sebagai sanggar tari.
Di Museum Wayang Banyumas disimpan gamelan lengkap dengan kelir dan jejeran gunungan, Semar, Petruk dam Bawor. Pagelaran wayang dilihat dari belakang kelir, oleh karenanya disebut wayang, bayangan. Wayang juga pion yang dimainkan sekehendak dalang, meskipun kebanyakan lakon mengikuti pakem, cerita baku.
Juga Alat musik tradisional Banyumas yang disebut Calung. Perangkat Calung mirip gamelan namun terbuat dari bambu wulung. Calung berasal dari kata “carang pring wulung” (pucuk bambu wulung). Ada juga yang mengartikan “dicacah melung-melung” (dipukul suaranya nyaring). Calung terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendhang.
Ada pula koleksi Wayang Suluh di Museum Wayang Banyumas, yang sesuai namanya dimaksud untuk memberi penyuluhan, penerangan, membangkitkan semangat perjuangan pada awal revolusi kemerdekaan RI. Wayang Suluh dibuat pada 1947 oleh Jawatan Penerangan RI, dikembangkan dari Wayang Wahana yang diciptakan tahun 1920 oleh RM Soetarto Hardjowahono dari Solo.
Koleksi Museum Wayang Banyumas lainnya adalah gunungan indah dengan aksara Jawa, diapit Petruk, Gareng, Kyai Semar, dan Bawor. Ada perbedaan antara Bawor dan Bagong. Bagong adalah anak terkahir Semar, sedangkan Bawor adalah anak tertua Semar yang tercipta dari bayangannya, sehingga mirip secara fisik. Perutnya gendut, hidung pesek, dan bokong besar.
Museum Wayang Banyumas juga menyimpan lukisan bangunan lama, seperti Pendopo Si Panji yang diambil dari dokumen Pangeran Banyumas bertahun 1925, Alun-alun dan Pendopo Si Panji ketika dipindahkan ke Purwokerto pada 1937, Gedung Karesidenan Banyumas yang dibangun pada 1843 menurut Babad Banyumas yang ditulis pada 25 OKtober 1898 oleh RA Wiriatmadja.
Ada juga koleksi lukisan foto Gedung Perpoestakaan Rakyat Banyumas yang diambil pada tahun 1925, Gedung Kantor Pos Banyumas bertahun 1925, Gedung Penjara Belanda yang berada di sebelah Timur Alun-Alun Banyumas, dan Sekolah jaman Belanda yang sekarang menjadi gedung SMK Negeri 3 Banyumas.
Posting Komentar